Gigi Keropos: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Gigi keropos, atau yang lebih dikenal dengan istilah gigi berlubang, adalah kondisi di mana enamel gigi—lapisan pelindung keras pada gigi—mengalami kerusakan dan pembusukan. Kerusakan ini terjadi akibat penumpukan plak dan bakteri yang menghasilkan asam, yang secara perlahan mengikis enamel gigi.
Akibatnya, gigi menjadi berlubang, mudah rapuh, dan rentan terhadap infeksi. Jika tidak segera ditangani, masalah ini bisa menyebar dan menyebabkan rasa sakit yang hebat, bahkan kehilangan gigi.
Pentingnya menjaga kesehatan gigi tidak dapat dipandang sebelah mata. Gigi yang sehat mendukung proses pencernaan dengan baik, memberikan kenyamanan saat makan, dan meningkatkan kepercayaan diri seseorang.
Selain itu, kesehatan gigi yang baik berperan dalam kesehatan tubuh secara keseluruhan, karena infeksi pada gigi dapat berpengaruh pada sistem tubuh lainnya, seperti penyakit jantung dan diabetes. Oleh karena itu, menjaga kebersihan mulut dan gigi adalah salah satu aspek penting dalam pola hidup sehat yang seringkali terabaikan.
Di Indonesia, masalah gigi keropos masih menjadi salah satu isu kesehatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekitar 70% penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut, dengan gigi keropos menjadi penyebab utama.
Angka ini menunjukkan betapa pentingnya peningkatan kesadaran akan perawatan gigi, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Selain itu, masih banyak orang yang kurang memahami betapa pentingnya pemeriksaan rutin ke dokter gigi, yang mengakibatkan terlambatnya penanganan gigi keropos.
7 Penyebab Gigi Keropos
Ada 7 penyebab gigi keropos yang tanpa kita sadari menjadi kebiasaan kita sehari hari:
1. Kebersihan Mulut yang Buruk
Salah satu penyebab utama gigi keropos adalah kebersihan mulut yang buruk. Jika gigi tidak dibersihkan dengan baik, plak dan bakteri akan menumpuk pada permukaan gigi.
Bakteri ini menghasilkan asam yang dapat mengikis enamel gigi dan menyebabkan kerusakan. Kebiasaan seperti tidak menyikat gigi secara teratur, tidak menggunakan benang gigi, atau jarang berkumur dengan obat kumur dapat meningkatkan risiko gigi berlubang.
2. Konsumsi Makanan dan Minuman Manis
Konsumsi makanan dan minuman manis, seperti permen, soda, atau jus buah yang mengandung gula, juga menjadi penyebab umum gigi keropos.
Gula menjadi makanan bagi bakteri di mulut yang menghasilkan asam. Asam ini dapat mengikis enamel gigi, membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan.
Terlebih lagi, konsumsi manis secara berlebihan, apalagi tanpa dibarengi dengan perawatan gigi yang baik, dapat mempercepat proses pembusukan pada gigi.
3. Kurangnya Perawatan Gigi
Kurangnya perawatan gigi yang tepat juga menjadi faktor penyebab gigi keropos. Tidak rutin memeriksakan gigi ke dokter atau tidak menggunakan pasta gigi berfluoride dapat menyebabkan gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan.
Fluoride memiliki peran penting dalam memperkuat enamel gigi dan melindunginya dari serangan asam. Jika kebiasaan merawat gigi dengan baik tidak dilakukan, keropos pada gigi akan semakin sulit dihindari.
4. Faktor Usia dan Perubahan Hormon
Faktor usia dapat mempengaruhi kondisi gigi seseorang. Pada usia lanjut, enamel gigi semakin menipis dan gigi menjadi lebih rapuh. Selain itu, perubahan hormon, seperti yang terjadi pada wanita hamil atau saat menopause, dapat memengaruhi kesehatan gigi.
Wanita hamil, misalnya, berisiko mengalami masalah gusi dan gigi karena perubahan hormon yang dapat memengaruhi kesehatan jaringan pendukung gigi, sehingga meningkatkan kerentanannya terhadap keropos.
Baca juga: Jenis Perawatan Gigi: Dasar, Profesional, dan Kosmetik
5. Penyakit Gigi dan Gusi (Seperti Periodontitis)
Penyakit gigi dan gusi, seperti periodontitis, juga menjadi penyebab gigi keropos. Periodontitis adalah infeksi serius pada gusi yang dapat merusak jaringan pendukung gigi.
Jika penyakit ini tidak ditangani, gigi akan kehilangan dukungannya dan lebih mudah mengalami kerusakan. Selain itu, infeksi pada gusi juga dapat meningkatkan risiko abses atau pembusukan pada gigi.
6. Merokok dan Konsumsi Alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol juga berkontribusi pada kerusakan gigi. Merokok mengurangi produksi air liur yang berfungsi melindungi gigi dari kerusakan, sementara alkohol dapat mengeringkan mulut dan meningkatkan risiko penumpukan plak.
Keduanya juga berperan dalam memperburuk kondisi penyakit gusi dan meningkatkan risiko gigi berlubang serta infeksi pada mulut.
7. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama obat untuk asam lambung, juga dapat berisiko merusak enamel gigi. Beberapa obat mengandung asam yang dapat menyebabkan erosi pada enamel gigi, membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan.
Penggunaan obat-obatan jangka panjang ini harus diikuti dengan perhatian ekstra terhadap perawatan gigi untuk mencegah terjadinya keropos.
Baca juga: Karies Gigi: Penyebab, Tahapan, Pengobatan, dan Komplikasi
Gejala Gigi Keropos
Ada beberapa gejala yang akan Anda rasakan jika gigi Anda keropos. Menyadari setiap gejala sedini mungkin penting agar Anda bisa mendapat penanganan yang lebih baik dan memperburuk keadaan gigi Anda.
1. Rasa Sakit atau Ngilu pada Gigi
Salah satu gejala utama gigi keropos adalah munculnya rasa sakit atau ngilu pada gigi. Rasa sakit ini sering kali terjadi saat makan atau minum makanan tertentu, terutama yang manis, asam, atau keras.
Ketika enamel gigi rusak dan gigi mulai berlubang, ujung saraf di dalam gigi dapat terpapar, menyebabkan rasa sakit atau ngilu yang cukup mengganggu.
2. Perubahan Warna Gigi
Perubahan warna gigi juga dapat menjadi tanda awal gigi keropos. Gigi yang sehat umumnya memiliki warna putih atau sedikit kekuningan.
Namun, gigi yang mengalami kerusakan dapat berubah menjadi lebih gelap atau kekuningan karena pembusukan pada enamel. Warna gigi yang lebih gelap ini terjadi akibat penurunan kualitas enamel yang melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut.
Baca juga: Obat Sakit Gigi Berlubang: Dari yang Alami Sampai Anti Nyeri
3. Gigi Terasa Lebih Sensitif terhadap Suhu Panas atau Dingin
Sensitivitas gigi terhadap suhu adalah gejala umum lainnya yang menunjukkan gigi mengalami kerusakan. Gigi yang mulai keropos atau berlubang akan lebih sensitif terhadap perubahan suhu, baik itu panas maupun dingin.
Sensasi ngilu atau tajam saat mengonsumsi makanan atau minuman panas atau dingin dapat terjadi karena lapisan pelindung gigi (enamel) telah terkikis.
4. Munculnya Lubang pada Gigi
Lubang pada gigi adalah gejala yang paling jelas dari gigi keropos. Lubang ini biasanya terbentuk di permukaan gigi yang telah mengalami kerusakan, baik akibat penumpukan plak atau konsumsi gula berlebihan.
Lubang kecil yang tidak segera ditangani bisa berkembang menjadi lebih besar dan lebih dalam, yang menyebabkan kerusakan yang lebih serius pada struktur gigi.
5. Pembengkakan atau Perdarahan pada Gusi
Pembengkakan atau perdarahan pada gusi bisa menjadi tanda bahwa masalah gigi keropos sudah mulai menyebar ke jaringan gusi.
Ini sering terjadi akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam gigi berlubang dan merusak jaringan gusi di sekitarnya.
Pembengkakan pada gusi atau munculnya darah saat menyikat gigi adalah tanda bahwa infeksi perlu segera ditangani oleh dokter gigi.
Baca juga: Fistula Gigi: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Komplikasi
5 Tahap Pembentukan Lubang Gigi

Ada 5 tahap yang akan Anda alami saat gigi Anda keropos sampai dengan tahap diperlukannya bantuan profesional:
Tahap 1: Bintik Putih
Ketika gigi mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat serangan gula dan asam di mulut, hal pertama yang akan Anda perhatikan adalah bintik-bintik putih yang cerah. Ini adalah hasil dari demineralisasi, yang berarti mineral yang membentuk email gigi mulai hancur.
Bintik-bintik ini mudah terlewatkan, terutama jika berada di gigi belakang. Pada tahap ini, dokter gigi dapat memperbaiki gigi tanpa prosedur yang rumit, jadi jika Anda menemukannya, segera hubungi dokter gigi Anda!
Tahap 2: Bintik Gelap
Bintik coklat gelap pada gigi menandakan bahwa email telah sepenuhnya tererosi. Email sebenarnya hancur dari bagian bawah ke luar, jadi meskipun masih utuh di awal tahap ini, akhirnya akan hancur.
Pada tahap ini, lubang gigi seharusnya sudah terlihat jelas dan memerlukan penambalan untuk diperbaiki.
Tahap 3: Kerusakan Dentin
Dentin adalah substansi tulang di bawah email, dan memiliki banyak tabung mikroskopis yang langsung terhubung ke saraf gigi. Ketika lubang gigi mencapai dentin, seseorang kemungkinan akan mulai merasakan nyeri gigi.
Penambalan masih dapat digunakan untuk memperbaiki gigi, tetapi harus dilakukan segera sebelum lubang gigi dapat menginfeksi pulp gigi.
Tahap 4: Infeksi Pulpa
Pulpa gigi adalah bagian terdalam gigi yang mengandung banyak pembuluh darah serta saraf pusat gigi. Ketika pulpa terinfeksi akibat lubang gigi, pasien kemungkinan besar akan mengalami nyeri gigi yang parah.
Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan perawatan saluran akar yang menghilangkan pulpa terinfeksi, atau gigi mungkin perlu dicabut sepenuhnya.
Tahap 5: Abses
Ini mengacu pada saat infeksi yang disebabkan oleh lubang gigi telah menyebar melampaui gigi ke gusi dan tulang sekitarnya. Pada tahap ini, pasien akan mengalami nyeri gigi yang cukup parah serta pembengkakan di sekitar gigi.
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, abses dapat berakibat fatal jika tidak ditangani segera. Perawatan saluran akar atau pencabutan gigi dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini.
Perawatan dan Pengobatan Gigi Keropos
Ada beberapa pilihan yang bisa Anda lakukan jika Anda mengalami gigi keropos. Semua perawatan ini bisa Anda lakukan dengan bantuan profesional di klinik gigi terdekat.
1. Pengisian Lubang Gigi dengan Tambalan atau Filling
Salah satu cara paling umum untuk menangani gigi keropos adalah dengan pengisian lubang gigi menggunakan tambalan atau filling.
Prosedur ini dilakukan apabila kerusakan gigi masih tergolong ringan hingga sedang. Dokter gigi akan menghilangkan bagian gigi yang rusak, kemudian mengisi lubang tersebut dengan bahan tambalan yang dapat berupa komposit resin, amalgam, atau porselen.
Filling ini bertujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi gigi yang rusak serta mencegah kerusakan lebih lanjut.
Baca juga: 4 Jenis Tambal Gigi: Mana yang Paling Baik Untukmu?
2. Perawatan Saluran Akar (Root Canal Treatment) Jika Kerusakan Parah
Jika gigi keropos sudah mencapai lapisan dalam gigi (pulp), yang mengandung saraf dan pembuluh darah, perawatan yang lebih intensif seperti root canal treatment diperlukan.
Pada prosedur ini, dokter gigi akan membersihkan jaringan yang terinfeksi dari saluran akar, kemudian mengisinya dengan bahan khusus agar gigi tetap kuat dan tidak terinfeksi kembali.
Perawatan ini sangat penting untuk menyelamatkan gigi yang telah terinfeksi dan menghindari pencabutan gigi.
3. Pemasangan Crown untuk Gigi yang Rusak
Jika kerusakan gigi sangat parah dan tidak bisa diperbaiki hanya dengan tambalan, pemasangan mahkota gigi (crown) adalah pilihan berikutnya.
Mahkota gigi atau crown adalah penutup atau pelapis yang dipasang di atas gigi yang rusak, sehingga gigi bisa kembali berfungsi normal.
Mahkota ini biasanya terbuat dari bahan porselen, logam, atau campuran keduanya, dan memberikan perlindungan ekstra bagi gigi yang sudah sangat rapuh atau berlubang besar.
4. Pemasangan Gigi Palsu atau Implan Gigi Jika Diperlukan
Dalam beberapa kasus, jika gigi sudah terlalu rusak dan tidak bisa diselamatkan, perawatan gigi palsu atau implan gigi bisa menjadi solusi.
Gigi palsu (dentures) dapat menggantikan beberapa gigi yang hilang atau rusak total, sedangkan implant gigi adalah prosedur untuk menanamkan gigi buatan ke dalam rahang dengan menggunakan titanium sebagai pengganti akar gigi yang hilang.
Implan gigi adalah pilihan yang lebih permanen dan memberikan kenyamanan lebih bagi pasien karena fungsinya hampir menyerupai gigi asli.
5. Terapi atau Obat untuk Mengatasi Infeksi Gusi atau Gigi
Jika gigi keropos disertai dengan infeksi pada gusi atau gigi, terapi atau obat-obatan mungkin diperlukan untuk mengatasi infeksi tersebut.
Dokter gigi dapat meresepkan antibiotik untuk mengurangi peradangan atau infeksi bakteri pada gigi dan gusi. Selain itu, terapi atau pembersihan gusi yang mendalam (scaling dan root planing) juga bisa dilakukan untuk menghilangkan plak dan tartar yang dapat menyebabkan masalah lebih lanjut pada kesehatan gigi dan gusi.
Baca juga: Cara Memutihkan Gigi Secara Alami dan Aman
Kesimpulan
Jika Anda ingin mengetahui artikel lain yang serupa dengan Gigi Keropos: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya Anda dapat mengunjungi kategori Kesehatan Gigi.

Related posts :